Jumat, 19 Oktober 2007

Bilirubin

Hari minggu tanggal 14 oktober 2007 dua hari setelah lahir, Rajih mengalami hiperbilirubin atau bahasa kerennya "bayi kuning". Tau Rajih mengidap penyakit hiperbilirubin setelah diperiksakan ke RS, dokter bilang dari hasil lab bahwa tidak ada yang luar biasa artinya hiperbilirubin tidak disebabkan oleh infeksi tapi hanya karena fungsi hati yang belum sempurna (fungsi hati bayi baru sempurna setelah bayi berumur 10 hari) serta kurang asupan ASI dari mamanya.


Untunglah Rajih segera di bawa ke dokter kalau tidak mungkin bisa terjadi hal yang lebih parah misalnya harus transfusi darah. Kadar bilirubin Rajih setelah di cek ternyata sudah mencapai 13,3 sedangkan batas normalnya tidak lebih dari 10 dan bila mencapai lebih dari 20 maka harus transfusi darah.


Alhamdulilah, setelah 2 hari di rawat di RS Rajih sudah boleh pulang (hari selasa sore, 16-okt-07) karena kadar bilirubin dalam darah sudah 7,3 (kadar bilirubin di bawah 10 boleh di rawat di rumah) .


Selama di RS Rajih tidur di inkubator dan mendapat terapi sinar (fototerapi/bluelight) serta disuntik sampai lima kali (harusnya enam kali, karena Rajih sudah boleh pulang maka yang terakhir tidak dilakukan). Selama di-bluelight, Rajih telanjang hanya mata dan kelamin yang ditutup, kalau mata ditutup pake kain hitam supaya retina Rajih tidak rusak sedangkan kelamin ditutup pake pempers agar organ reproduksi Rajih tidak rusak.


Setelah pulang, Rajih tiap pagi antara jam 07:00 - 08:30 dijemur agar terkena sinar matahari untuk membantu mengurangi kadar bilirubin dalam darah. Setelah di rumah terapi pengobatan Rajih hanya dengan minum ASI dan Sinar Matahari pagi, sedangkan waktu di RS terapinya dengan sinar (fototerapi/bluelight), obat-obatan (suntik), dan ASI.


Sekedar info tambahan bahwa Hiperbilirubin itu dibagi menjadi dua(sumber: nakita), yaitu:

1. Ikterus neonatus fisiologis (hiperbilirubin karena faktor fisiologis) merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi lahir, dan akan "sembuh" pada hari ke-7. Penyebabnya organ hati yang belum "matang" dalam memproses bilirubin. Jadi, hiperbilirubin karena faktor fisiologis hanyalah gejala biasa. Meski begitu, orang tua harus tetap waspada. Bisa saja di balik itu terdapat suatu penyakit.

2. Ikterus neonatus patologis; hiperbilirubin yang dikarenakan faktor penyakit atau infeksi. Misalnya akibat virus hepatitis, toksoplasma, sifilis, malaria, penyakit/kelainan di saluran empedu atau ketidakcocokan golongan darah (rhesus).

Hiperbilirubin yang disebabkan patologis biasanya disertai suhu badan yang tinggi (demam) atau berat badan tak bertambah. Biasanya bayi kuning patologis ditandai dengan tingginya kadar bilirubin walau bayi sudah berusia 14 hari.

Terapi yang dilakukan untuk mengurangi kadar bilirubin dalam darah antara lain:

1. Terapi Sinar (fototerapi/bluelight)

2. Terapi Obat-Obatan

3. Menyusui Bayi dengan ASI

4. Sinar Matahari Pagi

5. Transfusi Darah.

Salam,
RRA


Tidak ada komentar: