Senin, 04 Agustus 2008

Menu Sarapan Pagi

1. JUS APEL-Havermut

Bahan-bahan :

  • Apel setengah (dibelah dua) ukuran sedang
  • Susu ½-1 sendok takar
  • Dua Sendok makan Havermut

Cara membuatnya :

  • Kupas kulit apel kemudian potong kecil – kecil seperti dadu (kubus), kemudian rebus dengan air(sedikit) sampai mendidih
  • Masukan 2 sendok makan havermut ke dalam apel yang direbus sampai mengental, kemudian diamkan hingga hangat
  • Campurkan susu satu sendok takar
  • Blender sampai halus, kemudian masukan ke dalam botol jus atau masukan ke mangkok bayi , dan siap untuk disantap.

2. JUS APEL-Roti

Bahan-bahan :

  • Apel setengah (dibelah dua) ukuran sedang
  • Susu ½-1 sendok takar
  • Roti tawar satu lembar

Cara membuatnya :

  • Kupas kulit apel kemudian potong kecil – kecil seperti dadu (kubus), kemudian rebus dengan air sampai mendidih lalu tiriskan
  • Roti tawar dibuang pinggirnya yang berwarna coklat(gosong), kemudian potong seperti dadu(kubus)
  • Campurkan apel yang telah direbus, roti tawar dan susu satu sendok takar dalam blender kemudian tambahkan air hangat sebanyak 60 s/d 80 ml
  • Blender sampai halus, kemudian masukan ke dalam botol jus atau masukan ke mangkok bayi , dan siap untuk disantap.

3. BUBUR BERAS MERAH

Bahan-bahan :

  • Beras merah ½-1 sendok makan( beras merah yang sudah disangrai dan dihaluskan)
  • Roti tawar satu lembar
  • Susu ½-1 sendok takar

Cara membuatnya :

  • Roti tawar dibuang pinggirnya yang berwarna coklat(gosong), kemudian potong seperti dadu(kubus)
  • Campurkan roti tawar dan susu satu sendok takar dalam blender kemudian tambahkan air hangat sebanyak 60 s/d 80 ml, lalu blender sampai halus.
  • Masak beras merah sampai menjadi bubur kemudian campurkan roti dan susu yang telah diblender halus ke dalam bubur beras merah, aduk sampai rata.
  • Bubur beras merah siap untuk disantap.

4. BUBUR KACANG HIJAU

Bahan-bahan :

  • Kacang hijau ½-1 sendok makan ( kacang hijau yg sudah di haluskan)
  • Roti tawar satu lembar
  • Susu ½-1 sendok takar

Cara membuatnya :

  • Roti tawar dibuang pinggirnya yang berwarna coklat(gosong), kemudian potong seperti dadu(kubus)
  • Campurkan roti tawar dan susu satu sendok takar dalam blender kemudian tambahkan air hangat sebanyak 60 s/d 80 ml, lalu blender sampai halus.
  • Masak kacang hijau sampai menjadi bubur kemudian campurkan roti dan susu yang telah diblender halus ke dalam bubur kacang hijau, aduk sampai rata dan sedikit mengental.
  • Bubur kacang hijau siap untuk disantap.

Rabu, 30 Januari 2008

Rajih (1)

Rajih

Rajih lahir hari Jum’at pahing tanggal 12 Oktober 2007 jam 03.35 WIB di Rumah Bersalin Andhika jalan warung sila Jakarta Selatan

***
Hari Rabu pagi mama Rajih mules-mules, Ayah Rajih ngajak mama Rajih periksa ke RB Andhika sekalian bawa perlengkapan untuk jaga-jaga kalau langsung ada tindakan untuk melahirkan.

Eh ternyata sampai di Andhika diperiksa sama bidan, bidannya kasih tau kalau masih belum ada tanda pembukaan, kalau mules-mules nya makin sering misalnya setiap 5 menit sekali baru ke sini lagi kata bidannya. Oleh karena itu kita pulang ke rumah untuk istirahat. Sampai dirumah perut mama Rajih masih mules-mules, Ayah Rajih jadi deg-degan ngeliat mama mules-mules :( .

Malamnya kita periksa ke dokter kandungan di RB Andhika dengan dokter Tagor. Memang setiap hari Rabu merupakan jadwal periksa kandungan. Setelah umur kehamilan 36 minggu dokter menyarankan untuk periksa kandungan setiap minggu. Sekarang umur kehamilan mama sudah 40 minggu, kata dokter Tagor “kalau sampai minggu depan tidak ada tanda-tanda akan melahirkan maka akan diambil tindakan supaya bayi bisa cepat lahir“.

Selesai periksa kita pulang lagi ke rumah.

Malam-malam sekitar jam 1 an mama Rajih mules-mules dan minta di antar ke kamar mandi, Ayah rajih uda cemas, and ngajak mama rajih untuk ke RB Andhika, tapi Mama Rajih bilang “belum koq, mules-mulesnya masih belum terlalu sering“.

Kemudian keesokan harinya sekitar jam 8 pagi kita ke RB Andhika lagi dengan membawa perlengkapan untuk siap menginap dengan harapan mudah-mudahn sudah pembukaan biar cepat lahiran :) .

Sampai di RB Andhika kemudian diperiksa bidan ternyata baru pembukaan dua (2) hehehe…… ternyata masih jauh tuhh. Bidan nyaranin untuk banyak jalan supaya pembukaanya cepat. Kemudian kita jalan ke depan sambil cari majalah, jalanya sampai M. Kafi II liat-liat kanan kiri tapi tidak ada yang jual koran/majalah. Akhirnya kembali lagi ke RB Andhika. Jalan muter-muter di RB Andhika, naik ke lantai 2 turun lagi ke lantai 1, berkali-kali sampai bosen! masih belum nambah juga pembukaannya.

Sekitar jam 10-an ayah Rajih belanja ke Margo City depok belanja majalah, pembalut untuk wanita habis melahirkan, roti, dan lain-lain. Sampai ke RB Andhika lagi, pembukaan masih belum nambah juga :( , akhirnya karena capek kita sepakat pesan kamar aja biar bisa istirahat.

Kita ambil kamar yang dilantai 2, kamar kelas 1, emmm …… lumayan enak kamarnya. Mama Rajih setiap 2 jam sekali diperiksa bidan untuk mengetahui pembukaannya udah seberapa jauh. Sambil jalan muter-muter di RB Andhika, jalan ke lantai bawah dan atas, kalau capek istirahat di tempat tidur.

Sore harinya Eva datang dengan mas Ihwan, mereka baru pulang kerja. Mereka ga lama kemudian mereka pulang. Malamnya mereka datang lagi bersama Ojan dan Fachri nemenin mama Rajih sampai jam 10 malam.

Sore hari mama Rajih udah pembukaan 5, bidan yang meriksa nyaranin untuk tiduran di tempat tidur sambil miring kekiri dan kanan karena ketubannya udah merembes. Sekitar jam 7 an bidan senior yang ada di RB Andhika yaitu bidan Fatma datang dan cek kandungan mama Rajih. Kata bidan Fatma “air ketubannya masih banyak dan diperbolehkan untuk jalan lagi biar cepat turun janinnya“.

Mulai lagi mama Rajih jalan-jalan, muter-muter sampai bosen. Kasian ngeliatnya, yang ngeliat aja capek apalagi mama Rajih ya ?!. Sampai jam 10 belum ada tanda-tanda akan lahiran, maka Eva sekeluarga pulang kerumahnya sambil pesan kalau udah lahiran telpon ya.

Episode jalan-jalan dan muter-muter di RB Andhika masih berlanjut dan sakit yang dirasakan mama Rajih makin hebat sampai akhirnya sekitar jam 12:00 diperiksa bidan lagi, kata bidan “sudah pembukaan 7-8″. Karena kalau tiduran sakit maka mama Rajih pilih jalan-jalan, kalau terasa sakit lalu jongkok kalau sakit nya hilang jalan lagi, kemudian kalau sakit jongkok lagi begitu terus berulang-ulang. Ayah nemenin mama jalan sambil di tuntun dan di elus-elus, tidak lupa pula do’a dan zikir terus mengalir dari mulut Ayah dan mama. Sambil “ngomong” sama Mas Rajih supaya cepatan keluar biar penderitaan mama segera berakhir.

Sekitar jam 01:00 mama Rajih udah ga kuat karena capek dan ngantuk, akhirnya mama Rajih tiduran di pangkuan ayah. Kalau terasa sakit mama Rajih jongkok sambil dipegang/dipeluk Ayah dari belakang biar ga jatuh karena saking capek dan ngantuk pula, begitu terus berulang-ulang sampai akhirnya ketubannya pecah sekitar jam 02:00. Kemudian Ayah saranin untuk segera ke bawah agar diperiksa bidan. Sebelum turun mama sempat ngeliat air ketubannya terus Ayah ngomong sama mama “biarin aja air ketubanya ga usah di bersihin biar petugas RB nya aja ntar yang bersihin air ketubannya“.

Sampai di ruangan tempat melahirkan, lalu kasih tau ke bidan kalau air ketubannya udah pecah, tapi gak langsung di cek karena bidannya masih menangani pasien lain. Karena waktu itu udah tanggal 12 Oktober 2007, sebagian umat Islam udah ada yang lebaran, jadi sebagian bidan ada yang sudah libur, jadi bidannya yang jaga malam itu cuma sendiri yaitu bidan Fitri Yani.

Karena nunggu agak lama, Ayah mutusin untuk sholat tahajjud dulu, waktu mau sholat tahajjud sempat buang air besar dulu, kayaknya masuk angin waktu buka puasa. Kemarennya, waktu buka puasa langsung makan nasi dari RB Andhika, makanan mama yang ga habis.

Setelah abis tahajjud terus Ayah ke ruang bersalin, prosesi memulai persalinan baru akan di mulai. Mama disuruh sama bidan jongkok di tempat tidur, bila terasa sakit jongkok sambil ngeden, sampai beberapa kali dan di rasa sudah cukup, lalu sama bidan di suruh tidur miring, sambil salah satu kakinya diangkat. Posisi ini (tidur miring sambil mengangkat salah satu kaki) berguna supaya janin/bayi tidak tertekan oleh perut mama dan supaya janin/bayi tidak kekurangan oksigen. Setelah ngeden beberapa kali sampai kepala bayi mulai sebagian keluar barulah ganti posisi menjadi telentang.

Posisi telentang berarti bayi siap untuk dikeluarkan, mama selalu mengikuti apa yang di intruksikan oleh bidan sehingga proses persalinannya berjalan dengan lancar.

Sekitar jam 03:35 bayinya keluar telungkup, sesaat setelah diangkat mas Rajih langsung nangis oek oek oek…… Alhamdulillah

Senin, 22 Oktober 2007

Jumat, 19 Oktober 2007

Bilirubin

Hari minggu tanggal 14 oktober 2007 dua hari setelah lahir, Rajih mengalami hiperbilirubin atau bahasa kerennya "bayi kuning". Tau Rajih mengidap penyakit hiperbilirubin setelah diperiksakan ke RS, dokter bilang dari hasil lab bahwa tidak ada yang luar biasa artinya hiperbilirubin tidak disebabkan oleh infeksi tapi hanya karena fungsi hati yang belum sempurna (fungsi hati bayi baru sempurna setelah bayi berumur 10 hari) serta kurang asupan ASI dari mamanya.


Untunglah Rajih segera di bawa ke dokter kalau tidak mungkin bisa terjadi hal yang lebih parah misalnya harus transfusi darah. Kadar bilirubin Rajih setelah di cek ternyata sudah mencapai 13,3 sedangkan batas normalnya tidak lebih dari 10 dan bila mencapai lebih dari 20 maka harus transfusi darah.


Alhamdulilah, setelah 2 hari di rawat di RS Rajih sudah boleh pulang (hari selasa sore, 16-okt-07) karena kadar bilirubin dalam darah sudah 7,3 (kadar bilirubin di bawah 10 boleh di rawat di rumah) .


Selama di RS Rajih tidur di inkubator dan mendapat terapi sinar (fototerapi/bluelight) serta disuntik sampai lima kali (harusnya enam kali, karena Rajih sudah boleh pulang maka yang terakhir tidak dilakukan). Selama di-bluelight, Rajih telanjang hanya mata dan kelamin yang ditutup, kalau mata ditutup pake kain hitam supaya retina Rajih tidak rusak sedangkan kelamin ditutup pake pempers agar organ reproduksi Rajih tidak rusak.


Setelah pulang, Rajih tiap pagi antara jam 07:00 - 08:30 dijemur agar terkena sinar matahari untuk membantu mengurangi kadar bilirubin dalam darah. Setelah di rumah terapi pengobatan Rajih hanya dengan minum ASI dan Sinar Matahari pagi, sedangkan waktu di RS terapinya dengan sinar (fototerapi/bluelight), obat-obatan (suntik), dan ASI.


Sekedar info tambahan bahwa Hiperbilirubin itu dibagi menjadi dua(sumber: nakita), yaitu:

1. Ikterus neonatus fisiologis (hiperbilirubin karena faktor fisiologis) merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi lahir, dan akan "sembuh" pada hari ke-7. Penyebabnya organ hati yang belum "matang" dalam memproses bilirubin. Jadi, hiperbilirubin karena faktor fisiologis hanyalah gejala biasa. Meski begitu, orang tua harus tetap waspada. Bisa saja di balik itu terdapat suatu penyakit.

2. Ikterus neonatus patologis; hiperbilirubin yang dikarenakan faktor penyakit atau infeksi. Misalnya akibat virus hepatitis, toksoplasma, sifilis, malaria, penyakit/kelainan di saluran empedu atau ketidakcocokan golongan darah (rhesus).

Hiperbilirubin yang disebabkan patologis biasanya disertai suhu badan yang tinggi (demam) atau berat badan tak bertambah. Biasanya bayi kuning patologis ditandai dengan tingginya kadar bilirubin walau bayi sudah berusia 14 hari.

Terapi yang dilakukan untuk mengurangi kadar bilirubin dalam darah antara lain:

1. Terapi Sinar (fototerapi/bluelight)

2. Terapi Obat-Obatan

3. Menyusui Bayi dengan ASI

4. Sinar Matahari Pagi

5. Transfusi Darah.

Salam,
RRA


Rabu, 17 Oktober 2007

MyPic







Rajih Raditya Akbar


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Lailahaillallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillah ilham.

Allahu Akbar kabiraw walhamdulillahi kasira wa subhannallahu ibukrataw wa'asila. Lailahaillallahu wahdah, sodaqo wa'dah, wanashoro abdah, wa a'azajunndahu wahazamal ahza bawahdah.Lailahillallahu wala na'budu illa iyyah, mukhlisin nalahuddiinawalau karihal kafirun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun. Lailahaillallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillah ilham.


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Lailahaillallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillah ilham.

Takbir bergema di seluruh belahan bumi menyambut kelahiran "Rajih Raditya Akbar" Jum'at Pahing, 12 Oktober 2007 bertepatan dengan 1 Syawal 1428 H, pukul 03.35 WIB, dengan berat 3,4 Kg serta panjang 50 cm.
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah 'aza wajala serta sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya.